Unknown | 10.39 |
Dunia Cyber
Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengaku
tak main-main dalam upayanya memberangus konten negatif di internet.
Mereka bahkan rela merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah.
Hal itu dipaparkan oleh Sammy Pangerapan, Ketua Umum APJII di JW Marriot
Hotel. "Untuk filtering tersebut APJII bekerjasama dengan Yayasan
Nawala Nusantara. Kami menyediakan infrastrukturnya, namun mereka yang
mengelola," jelas Sammy.
Ada pun infrastruktur yang dimaksud Sammy adalah, penyediaan 5 unit
server senilai USD 58.000 (Rp 547 juta) yang ditempatkan pada Indonesia
Internet Exchange sebagai pusat lalu lintas data pengguna APJII. Itu
belum termasuk biaya operasional yang wajib dibayarkan setiap bulannya.
"Memang ada fee-nya, tapi saya tidak bisa sebutkan berapa," imbuh Sammy.
Biaya operasinal tersebut adalah kompensasi untuk pihak Nawala yang
bertanggung jawab dalam hal operasional. Mulai dari mekanisme
penyaringan, maintenance, hingga update database untuk memblokir semua
domain yang tidak sesuai.
DNS Nawala yang dikelola oleh Yayasan Nawala Nusantara memang sudah
digunakan oleh sejumlah perusahaan besar untuk melakukan penyaringnya,
salah satunya Research In Motion (RIM) untuk melakukan filtering pada
perangkat BlackBery di Indonesia.
Hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan APJII untuk membuat server
terpisah dan rela mengucurkan ratusan juta rupiah, agar lalu lintas data
mereka tidak bercampur aduk dengan pihak lainnya yang ikut menggunakan
Nawala. Apalagi DNS ini juga bisa digunakan oleh siapa saja secara
bebas.